Anda Butuh apa??

Semangat

Total Tayangan Halaman

Entri Populer

Senin, 05 Maret 2012

Penentang Adat dalam Novel "Salah Pilih"

A. Pendahuluan

Nur Sutan Iskandar lahir di Sungaibatang, Maninjau. Menyelesaikan pendidikan di sekolah Melayu, Nur Sutan Iskandar diangkat menjadi guru. Selama menjalani profesi tersebut, ia belajar otodidak dari buku-buku terutama mengenai bahasa Melayu dan Belanda. Tulisannya sering dimuat dalam berbagai surat kabar di Padang. Seorang sastrawan yang produktif, yang menghasilkan tak kurang dari 82 judul buku, serta menulis bacaan bagi siswa sekolah.
Novel yang berjudul Salah Pilih karangan Nur St. Iskandar ini memiliki cerita cinta yang menarik bagi pembaca untuk membacanya karena ceritanya tidak berbelit-belit meskipun dalam bahasanya menggunakan bahasa melayu. Novel ini menceritakan tentang adat minangkabau yang beragam dan bervariasi. Cerita cinta Asnah dan Asri yang begitu menarik dan asyik untuk dibaca karena ceritanya yang mungkin sangat menarik untuk dibaca. Karena kurang lebih ceritanya serupa dengan cerita cinta di sinetron-sinetron Indonesia dengan gaya bahasa yang dramatis dan terkadang berlebihan.
Tokoh utama dalam cerita ini, yaitu Asnah dan Asri, yang mempunyai watak sangat berbeda walaupun mereka dari satu suku yang mempunyai adat-istiadat yang serupa. Asnah mempunyai watak sabar, baik, lemah lembut dan sopan. Sedangkan Asri, mempunyai watak, baik, bijaksana, dan mempunyai pekerti yang luhur. Dia adalah seorang tokoh bulat yang wataknya pun bulat, dimana dia berganti dari seseorang yang lemah lembut, romantik dan sabar, menjadi seseorang yang cepat marah setelah menikah dengan Saniah.
Novel Salah Pilih karangan Nur St. Iskandar menceritakan tentang sepasang adik-kakak bernama Asri dan Asnah yang mencintai satu sama lain. Walaupun bersaudara, mereka tidak bisa dikatakan bersaudara kandung karena ibu asri mengangkat Asnah sebagai anak angkat. Walaupun begitu, mereka berdua masih memiliki hubungan darah. Kedua bersaudara itu saling mengasihi, sampai tiba waktunya mereka beranjak dewasa. Hingga akhirnya dalam diri Asnah tumbuh rasa cinta layaknya seorang kekasih kepada Asri, namun perasaan rendah diri sebagai seorang anak angkat sekaligus orang yang berhutang budi kepada keluarga Asri mendorongnya untuk menyimpan isi hatinya rapat-rapat, bahkan mendukung Asri memenuhi harapan ibunya untuk segera berumah tangga.
Akibat cinta yang tidak dapat dilanjuti, Asri pun menikah dengan seorang anak bangsawan bernama Saniah dimana keluarga tersebut masih memegang erat adat lama. Namun pernikahan Asri dengan Saniah tidak berjalan dengan semestinya. Hampir setiap hari, pasti terjadi percekcokan diantara mereka. Sampai suatu saat, Saniah ‘kabur’ dari rumah gadang Asri dan dalam perjalanannya mengalami kecelakaan dimana mobilnya masuk ke dalam jurang. Saniah pun meninggal dunia.
Pada akhirnya, Asri dan Asnah pun menikah di luar adat dan mereka pun menempuh hidup baru di Jakarta. Setelah beberapa tahun, orang dari kampung halaman Asri pun meminta dia sebagai ketua desa karena mereka menginginkan seseorang yang berintelektual tinggi.
Tujuan dari menganalisis novel ini yaitu bagaimana persoalan adat memicu konflik intern keluarga. Seperti apa keadaan Asnah menghadapi kondisinya yang terjebak dalam dua pilihan. Serta bagaimana pertentangan Cinta dan Keluarga dihadapi oleh Asnah.


B. Pendekatan yang digunakan
Pendekatan yang digunakan dalam novel ini adalah pendekatan struktural, terdapat alur yang jelas, latar/setting, penokohan yang tepat, tema dan sebagainya. Pada awal cerita, dapat dilihat dari judul buku ini yang merupakan “Salah Pilih” dapat diterka bahwa seseorang yang telah salah dalam menentukan pilihannya. Asri dan Asnah. Dilihat dari namanya, Asri memang terdengar lebih pantas jika ia adalah seorang wanita, tapi didalam cerita ini Asri merupakan seorang lelaki dan sebaliknya Asnah merupakan seorang wanita. Asnah dan Asri sudah seperti keluarga sendiri dimana mereka sudah seperti kakak adik saja. Di mata ibunya, hanya Asnah yang bisa merawatnya dengan baik. Tidak ada orang lain yang bisa merawatnya selain Asnah. Asnah sudah sekian lama menunggu kedatangan Asri yang tak kunjung datang.
Banyak kata-kata yang digunakan untuk menulis cerita ini tidak dipakai lagi dalam perbincangan sehari-hari, dan banyak kata-kata yang dipakai berasal dari Padang. Secara tidak langsung, gaya bahasa yang digunakan menunjukan juga latar tempat dan waktu cerita ini seperti contohnya berkalang dan H.I.S. Terkadang, jika pembaca kurang mengerti bahasa Padang, kita akan merasakan adanya kejanggalan dan ketidak cocokan dalam pemilihan kata, atau diksi Nur St. Iskandar.
Novel Salah Pilih tertulis dengan sudut pandang yang menyebabkan narator bagaikan ‘Dewa’ dimana dia dapat merasakan dan melihat segala sesuatu yang terjadi dalam cerita tersebut. Jika cerita ini tidak ditulis menggunakan sudut pandang tersebut, akan ada banyak perbedaan dalam alur cerita tersebut, dan kita mungkin tidak dapat mengetahui perasaan semua tokoh dengan secara mendalam.
Dengan dipergunakannya sudut pandang ini pun, majas ironi dramatis pun ditunjukkan pada saat Saniah pergi dengan ibunya secara diam-diam dan kecelakaan pun terjadi, dan Asri tidak mengetahuinya sampai waktu yang cukup lama. Dibagian tersebut pun saya rasa cerita tersebut menyampai klimaks dan menemukan resolusinya.
Plot cerita disini saya rasa cukup cepat karena terkesan lebih ‘to the point’ atau langsung ke titik utama persoalan, dengan sub-plot yang tidak terlalu banyak. Latar waktu cerita ini pun kadang loncat-loncat dari satu saat maju ke tahun atau bulan yang berbeda. Ini memberikan efek terhadap detil-detil apa yang terjadi pada waktu yang tidak diceritakan tersebut. Mungkin pertengkaran yang dihadapi Asri dan Saniah, atau mungkin ada beberapa hari dimana rumah gadang tersebut harmonis.
Latar tempat cerita ini pertama-tama tidak digambarkan secara langsung, tetapi banyak imagery dan diksi-diksi yang membantu kita memahami latar tempat tersebut, seperti ‘rumah gadang’ dan sebagainya. Latar tempat diambil di daerah Padang karena di sini, bukan hanya agama yang terpenting, tetapi adat budaya Minangkabau lah yang menjadi patokan. Latar tempat mempunyai efek terhadap konflik yang dihadapi Asri dan juga watak tokoh-tokoh. Jika cerita ini tidak terjadi di Padang, mungkin Asri tidak usah ‘salah pilih’ pendamping hidupnya, dan memendam rasa cinta terhadap Asnah. Dan juga mungkin Saniah mempunyai watak yang berbeda dari yang diceritakan pada novel.
Latar waktu tidak begitu digambarkan dengan spesifik, tetapi pada akhir buku, dimana mereka membicarakan tentang seorang pahlawan kita yaitu Kartini dan sekolah yang didirikannya ketika pada masa itu, maka kita dapat memprediksi kalau cerita ini terjadi sekitar tahun 1920-1940an.


C. Analisis

Dalam kenyataannya di kehidupan nyata, pernikahan tidak sedarah boleh saja dilakukan karena tidak ada ikatan tali darah yang mengalir dalam tubuh Asnah dan Asri, Karena Asnah merupakan anak angkat dari keluarga Asri yang diangkat oleh ibu Asri itu sendiri. Ibu Asri begitu saying dengan Asnah seperti anak kandungnya sendiri.meskipun hidup serumah dalam keluarga yang harmonis. Hanya saja, keadaan seperti yang diceritakan pada novel Salah Pilih itu terjadi dalam adat Padang, yang melarang perkawinan sedarah. Cinta pada hakekatnya tidak bisa memilih mana orang yang akan kita pilih dan sukai, namun cinta datang begitu saja mengalir apa adanya tidak bisa dipaksakan.
Dengan rapi pula, Nur Sutan Iskandar membangun konflik diantara tokoh sekaligus menyampaikan pesan moral. Kisah terjebaknya Asnah dalam dua pilihan pun, meyebabkan perempuan ini terlihat polos dan lugu juga wajar dan alami. Orang lugu yang menerima kebaikan orang lain dan merasa berkewajiban membalasnya. Namun cerita mulai berjalan terlalu cepat dan tidak seimbang ketika memasuki akhir. Terkesan penulis tidak berbelit-belit untuk menyampaikan isi cerita kepada pembaca.
Saniah adalah wanita yang mempunyai karakter sombong, dan sangat buruk. Akan tetapi Asri menilai Saniah adalah wanita yang cantik, baik hati dan mempunyai paras yang elok. Setelah menikah dengan Saniah, Asri baru mengetahui sifat asli istrinya tersebut. Bahwa istrinya itu mempunyai karakter sombong, angkuh dan juga kasar. Karena diam-diam tanpa sepengetahuan Asri, Saniah sering sekali kerap menyiksa Asnah ketika Asri keluar rumah. Dalam cerita ini, tema tersampaikan jelas oleh sang pengarang, pembaca sudah dapat merasakan unsur lika-liku kehidupan, unsur adat, bahasa, dan juga unsur percintaan. Tetapi menurut saya tema pokok dari cerita ini merupakan cerita tentang percintaan dalam tubuh persaudaraan atau keluarga. Ini terlihat jelas karena menunjukkan hubungan Asri dan Asnah yang tidak memungkinkan bagi mereka untuk bersatu karena adat keduanya adalah saudara meskipun hanya saudara angkat, selain adat istiadat yang menuntut dan juga unsur saudara jauh yang tidak bisa mereka langgar.
Cerita ini kurang lebih menceritakan tentang kehidupan tetapi juga dibumbui oleh cerita percintaan Asri dengan Asnah. Diam –diam kedua insan itu saling mencintai, akan tetapi keduanya terpaut hubungan adat yang tidak membolehkan keduanya untuk bersatu. Karena adat daerah Padang yang tidak memungkinkan bagi Asnah dan Asri bersatu, bagaimanapun juga mereka dianggap masih satu darah, maka dari itu kemungkinan sangat kecil untuk mereka untuk bersatu karena perkawinan satu darah tidak diperbolehkan adat daerah mereka namun akhirnya tetap dilangsungkan meski harus pergi keluar daerah adat mereka.

D. Kesimpulan

Secara keseluruhan, tema utama novel Salah Pilih adalah romansa, dan seperti judul buku ini, secara lebih mendalam, tema utamanya adalah: ‘Pilihlah orang yang tepat untuk pendamping hidup kalian masing-masing, jangan sampai salah memilih cinta karena akan berdampak buruk di kehidupan akan datang, dan cinta tidak dapat dipaksakan oleh siapapun yang menghalangi sucinya cinta.’ Tema tersebut ditonjolkan dari rangkaian plot dan konflik-konflik yang menerjang tokoh-tokoh dalam cerita Salah Pilih tersebut.
Alur yang digunakan dalam cerita ini adalah alur kronologis, dan ini pun mempunyai efek yang signifikans terhadap konflik-konflik yang dihadapi tokoh-tokoh utama. Karena plot tersebut tertulis dalam alur kronologis, konflik pun mempunyai sebab dan akibat yang pasti. Contohnya adalah konflik yang dihadapi rumah tangga Asri. Karena dia menikahi orang yang dia belum tentu mencintainya dan belum begitu mengenal wataknya, rumah tangga dia menjadi kurang harmonis.
Meskipun ceritanya termasuk ketinggalan jaman, akan tetapi pengarang tentu mempunyai maksud dan tujuan tertentu agar pembacanya tidak bosan agar tetap membaca novel karangannya ini.


E. Daftar Pustaka

Iskandar, Nur St. 2006. Salah Pilih. Jakarta : Balai Pustaka.
Nurgiyantoro, Burhan. 1994. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta : Gajah Mada University Press.
Nurgiyantoro, Burhan. 2005. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakara: Gadjah Mada University Press.
Wiyatmi. 2004. Pengantar Kajian Sastra. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

1 komentar: